Minggu, 21 September 2008

Kontingen Pasukan Garuda Indonesia

Kontingen Garuda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Pasukan Garuda)

Langsung ke: navigasi, cari

Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian sejak 1957.

[sunting] Sejarah

Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.

Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di India, Mohammad Abdul Mun'im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta, dan diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.

Hubungan yang baik tersebut berlanjut dengan dibukanya Perwakilan RI di Mesir dengan menunjuk HM Rasyidi sebagi Charge d'Affairs atau "Kuasa Usaha". Perwakilan tersebut merangkap sebagai misi diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga Arab. Hubungan yang akrab ini memberi arti pada perjuangan Indonesia sewaktu terjadi perdebatan di forum Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB yang membicarakan sengketa Indonesia-Belanda, para diplomat Arab dengan gigih mendukung Indonesia.

Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I.

[sunting] Daftar Kontingen

[sunting] Kontingen Garuda I

Kontingen Garuda I dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir. Kontingen Garuda Indonesia I terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15 Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya di Malang. Kontingen ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri Hartoyo yang kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo, sedangkan wakilnya Mayor Infanteri Soediono Suryantoro. Kontingen Indonesia berangkat tanggal 8 Januari 1957 dengan pesawat C-124 Globe Master dari Angkatan Udara Amerika Serikat menuju Beirut, ibukota Libanon. Dari Beirut pasukan dibagi dua, sebagian menuju ke Abu Suweir dan sebagian ke Al Sandhira. Selanjutnya pasukan di El Sandhira dipindahkan ke Gaza, daerah perbatasan Mesir dan Israel, sedangkan kelompok Komando berada di Rafah. Kontingen ini mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 29 September 1957. Kontingen Garuda I berkekuatan 559 pasukan.

[sunting] Kontingen Garuda II

Konga II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol Inf Solichin GP. Konga II berada di bawah misi UNOC.KONGA II berjumlah 1.074 orang dipimpin Kol.Prijatna (kemudian digantikan oleh Letkol Solichin G.P) bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.

[sunting] Kontingen Garuda III

Konga III dikirim ke Kongo pada 1962. Konga III berada di bawah misi UNOC dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin Mochtar.KONGA III terdiri atas 3.457orang dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris, kemudian Kol. Sabirin Mochtar.KONGA III terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur. Seorang Wartawan dari Medan, H.A. Manan Karim (pernah menjadi Wkl. Pemred Hr Analisa) turut dalam kontingen Garuda yang bertugas hingga akhir 1963. Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei 1963. Komandan Yon Kavaleri 7 Letkol GA. Manulang, gugur di Kongo.

[sunting] Kontingen Garuda IV

Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga IV berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.Pada tanggal 23 Januari 1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke Vietnam yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang merangkap Deputi Militer Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari anggota ABRI dan PNS Departemen Luar Negeri. Kontingen Garuda IV ini merupakan Kontingen ICCS (International Commission of Cantre and Supervision) pertama yang tiba di Vietnam. Tugas kontingen GAruda IV adalah mencegah pelanggaran-pelanggaran, menjaga status quo, mengawasi evakuasi pasukan dan alat-alat perang serta mengawali pertukaran tawanan perang.

[sunting] Kontingen Garuda V

Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga V berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo.

[sunting] Kontingen Garuda VI

Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973. Konga VI berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Rudini.Kontingen Garuda Indonesia VI di resmikan oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Pangabean. Tugas pokok Kontingen Garuda Indonesia sebagai peace keeping force atau “Pasukan Pemelihara Perdamaian”. Komposisi Kontingen tersebut berintikan Yonif 512/Brigif Kodam VIII/Brawijaya dengan kekuatan 466 orang, dibawah pimpinan Kolonel Inf. Rudini. Sebagai Komandan Komando Taktis, ditunjuk Mayor Basofi Sudirman. Selain pengiriman Kontingen, atas permintaan PBB diberangkatkan pula Brigadir Jenderal Himawan Sutanto sebagai Komandan Brigade Selatan Pasukan PBB di Timur Tengah, pada tanggal 13 Desember 1973. Kontingen Garuda Indonesia VI tiba kembali di Indonesia setelah menyelesaikan tugasnya di Timur Tengah selama sembilan bulan. Pada tanggal 31 September 1974, Kasum Hankam Marsdya TNI Sudharmono atas nama Menhankam/Pangab membubarkan Kontingen Garuda Indonesia VI dan selanjutnya diserahkan kepada kesatuan masing-masing.

[sunting] Kontingen Garuda VII

Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974. Konga VII berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI S. Sumantri.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/1

Konga VIII/1 dikirim ke Timur Tengah pada 1974. Konga VIII/1 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Art Sudiman Saleh.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/2

Konga VIII/2 dikirim ke Timur Tengah pada 1975. Konga VIII/2 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Gunawan Wibisono. Berintikan anggota TNI dari kesatuan KOSTRAD, yaitu dari YONIF LINUD 305/Tengkorak-BRIGIF LINUD 17/KOSTRAD, dengan komandan batalyon Letkol Inf.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/3

Konga VIII/3 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/3 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Untung Sridadi.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/4

Konga VIII/4 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/4 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Suhirno.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/5

Konga VIII/5 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga VIII/5 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Kav Susanto Wismoyo.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/6

Konga VIII/6 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga VIII/6 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Karma Suparman.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/7

Konga VIII/7 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/7 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Sugiarto.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/8

Konga VIII/8 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/8 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf R. Atmanto.

[sunting] Kontingen Garuda VIII/9

Konga VIII/9 dikirim ke Timur Tengah pada 1979. Konga VIII/9 berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf RK Sembiring Meliala.

[sunting] Kontingen Garuda IX/1

Konga IX/1 dikirim ke Iran-Irak pada 1988. Konga IX/1 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Endriartono Sutarto.

[sunting] Kontingen Garuda IX/2

Konga IX/2 dikirim ke Iran-Irak pada 1989. Konga IX/2 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Fachrul Razi.

[sunting] Kontingen Garuda IX/3

Konga IX/3 dikirim ke Iran-Irak pada 1990. Konga IX/3 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Jhony Lumintang.

[sunting] Kontingen Garuda X

Konga X dikirim ke Namibia pada 1989. Konga X berada di bawah misi UNTAG dan dipimpin oleh Kol Mar Amin S.

[sunting] Kontingen Garuda XI/1

Konga XI/1 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/1 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh Letkol Inf Albert Inkiriwang.

[sunting] Kontingen Garuda XI/2

Konga XI/2 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/2 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May CZI TP Djatmiko.Setelah Kontingen Garuda XI-1 mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992 kemudian tugas selanjutnya diserahkan kepada Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait sebagaimana Kontingen Garuda XI-1. Kontingen gelombang kedua ini berangkat pada tanggal 23 April 1992.Penugasan Kontingen Garuda XI-2 berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 687 tanggal 3 April 1992 pada paragraf 5 tentang pembentukan dan tugas-tugas yang dilaksanakan Unikom dan Surat Perintah Panglima ABRI Nomor Sprin 1024/IV/1992.Sebagai Komandan Kontingen Garuda XI-2 adalah Mayor Czi Toto Punto Jatmiko. Personel anggota Kontingen Garuda XI-2 terdiri dari 6 perwira. Sebagai duta bangsa prestasi yang berhasil dicapai Kontingen Garuda XI-2 adalah berperan mengembalikan personel Amerika Serikat yang ditangkap oleh Polisi Irak di wilayah Kuwait. Di samping itu Kontingen Garuda XI-2 berhasil membujuk suku Bieloven untuk tidak melaksanakan kegiatan pasar gelap. Pada tanggal 23 April 1991 Kontingen Garuda XI-2 telah selesai melaksanakan tugas dan kembali ke tanah air dan mereka kemudian mendapatkan bintang Satyalencana Santi Dharma dari pemerintah.

[sunting] Kontingen Garuda XI/3

Konga XI/3 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1993. Konga XI/3 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May Kav Bambang Sriyono.Garuda XI-2 mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992, maka Kontingen Garuda XI-3 menggantikan Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait. Kontingen ini beranggotakan enam orang perwira ABRI di bawah pimpinan Mayor Kav. Bambang Sriyono. Mereka berangkat ke wilayah Irak-Kuwait pada tanggal 19 April 1993 dan kembali ke tanah air pada tanggal 25 April 1994.Atas permintaan Dewan Keamanan PBB pada tanggal 10 Oktober 1993 Pemerintah Indonesia mengirimkan Letkol Inf. Hasanudin sebagai anggota Staf UNIKOM. Ia termasuk Kontingen Garuda XI/UNIKOM dan berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Pada tanggal 17 Oktober 1994 kontingen ini kembali ke tanah air.

[sunting] Kontingen Garuda XI/4

Konga XI/4 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1994. Konga XI/4 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May Inf Muh. Mubin.

[sunting] Kontingen Garuda XI/5

Konga XI/5 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1995. Konga XI/5 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh May CPL Mulyono Esa.

[sunting] Kontingen Garuda XII/A

Konga XII/A dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII/A berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sujono.

[sunting] Kontingen Garuda XII/B

Konga XII/B dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII/B berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu.

[sunting] Kontingen Garuda XII/C

Konga XII/C dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/C berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir.

[sunting] Kontingen Garuda XII/D

Konga XII/D dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/D berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji Siswaya dan Letkol Inf Asril Hamzah Tanjung.Pada tanggal 20 Januari 1993 Kontingen Garuda XII-D diberangkatkan ke Kamboja untuk menggantikan Kontingen Garuda XII-C. Kontingen Garuda XII-D dipimpin oleh Letkol Inf. Saptdji dan wakilnya Mayor Inf. Suryo Sukanto. Jumlah personel 850 orang terdiri atas 390 orang dari Yonif 303/SSM Kostrad, 213 orang anggota Korps Marinir TNI AL dan 217 orang anggota ABRI dari berbagai kesatuan. Selama penugasan terjadi penyusutan lima orang personel, karena tiga orang menderita kecelakaan ranjau, satu orang kecelakaan lalu lintas dan satu orang sakit. Untuk menggantikan personel tersebut dikirim 63 orang, sehingga pada akhir penugasan berjumlah 908 personel.

[sunting] Kontingen Garuda XII

Konga XII dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII berada di bawah misi UNTAC (civil police) dan dipimpin oleh Kol Pol Drs S Tarigan dan Kol Pol Drs Rusdihardjo.

[sunting] Kontingen Garuda XIII

Konga XIII dikirim ke Somalia pada 1992. Konga XIII berada di bawah misi UNOSOM dan dipimpin oleh May Mar Wingky S.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/1

Konga XIV/1 dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993. Konga XIV/1 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Inf Eddi Budianto.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/2

Konga XIV/2 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/2 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Inf Tarsis K.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/3

Konga XIV/3 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/3 berada di bawah misi UNPROFOR.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/4

Konga XIV/4 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/4 berada di bawah misi UNPROFOR (civil police) dan dipimpin oleh Letkol Pol Drs Suhartono.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/5

Konga XIV/5 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/5 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Art Mazni Harun.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/A

Konga XIV/A dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/A berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Heridadi. Konga XIV/A ini merupakan petugas kesehatan.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/B

Konga XIV/B dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/B berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Budi Utoyo. Konga XIV/B ini merupakan petugas kesehatan.

[sunting] Kontingen Garuda XIV/C

Konga XIV/C dikirim ke Bosnia pada 1995. Konga XIV/C berada di bawah misi UNPROFOR (Yon Zeni) dan dipimpin oleh Letkol CZI Anwar Ende. Konga XIV/C ini adalah dari Batalyon Zeni.

[sunting] Kontingen Garuda XV

Konga XV dikirim ke Georgia pada 1994. Konga XV berada di bawah misi UNOMIG dan dipimpin oleh May Kav M Haryanto.

[sunting] Kontingen Garuda XVI

Konga XVI dikirim ke Mozambik pada 1994. Konga XVI berada di bawah misi UNOMOZ dan dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi. Kontingen ini terdiri dari 15 pasukan.

[sunting] Kontingen Garuda XVII

Konga XVII dikirim ke Filipina pada 1994. Kontingen ini bertugas dari 17 Juni 1994 sampai 28 Desember 1994. KONGA XVII dipimpin oleh Brigjen TNI Asmardi Arbi, kemudian digantikan oleh Brigjen TNI Kivlan Zein, bertugas di Filipina sebagai pengawas genjatan senjata setelah adanya perundingan antara MNLF pimpinan Nur Misuari dengan pemerintah Filipina.

[sunting] Kontingen Garuda XVIII

KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997. Kontingen ini terdiri dari 8 perwira TNI yang dipimpin oleh Mayor Can Suyatno.

[sunting] Kontingen Garuda XIX/1

Konga XIX/1 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/1 beranggotakan 10 perwira TNI dipimpin oleh Letkol K. Dwi Pujianto dan bertugas sebagai misi pengamat (observer mission).

[sunting] Kontingen Garuda XIX/2

Konga XIX/2 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/2 beranggotakan 10 orang dipimpin oleh Letkol PSK Amarullah. Konga XIX/2 bertugas sebagai misi pengamat.

[sunting] Kontingen Garuda XIX/3

Konga XIX/3 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/3 beranggotakan 10 perwira dipimpin oleh Letkol (P) Dwi Wahyu Aguk. Konga XIX/3 bertugas sebagai misi pengamat.

[sunting] Kontingen Garuda XIX/4

Konga XIX/4 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/4 beranggotakan 10 perwira dan dipimpin oleh Mayor CZI Benny Oktaviar MDA. Konga XIX/4 bertugas sebagai misi pengamat. [1]

[sunting] Kontingen Garuda XX/A

Konga XX/A dikirim ke Bungo, Kongo pada 6 September 2003 dan bertugas selama 1 tahun. Konga XX/A berjumlah 175 prajurit dari Kompi Zeni dibawah pimpinan Mayor CZI Ahmad Faizal. [2]

[sunting] Kontingen Garuda XX/B

Konga XX/B bertugas di Republik Demokratik Kongo. Konga XX/B berasal dari Kompi Zeni. [3]

[sunting] Kontingen Garuda XX/C

Konga XX/C dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada 28 September 2005. Konga XX/C berjumlah 175 personel dan dipimpin Mayor Czi Demi A. Siahaan. Konga XX/C berasal dari Kompi Zeni. [4]

[sunting] Kontingen Garuda XX/D

Konga XX/D rencananya akan diberangkatkan ke Republik Demokratik Kongo untuk menggantikan Konga XX/C yang telah bertugas selama hampir satu tahun. Konga XX/D berjumlah 175 personel dan dipimpin oleh Mayor Czi Jamalulael. Konga XX/D berasal dari Kompi Zeni yang terdiri dari kelompok komando 27 orang, tim kesehatan 11 orang, ton bantuan 30 orang, ton 1 Zikon 22 orang, ton 2 Zikon 22 orang, ton 3 Zikon 22 orang dan ton Alberzi 41 orang [5].

[sunting] Kontingen Garuda XXI

Kontingen Garuda XXI merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Liberia (UNMIL)yang terdiri dari perwira AD,AL,AU yang terlatih dalam misi PBB dan mempunyai kecakapan khusus sebagai pengamat militer (UN military observer).

Konga XXI terdiri dari 3 tahap:

  1. Konga XXI-1 dipimpin oleh Letkol Lek Bayu Roostono, bertugas antara tahun 2003-2004 dalam periode DDRR, pasca perang sipil II.
  2. Konga XXI-2 dipimpin oleh Letkol (L) Putu Angga, bertugas antara tahun 2004-2005 dalam periode pasca pemilu dan pemilu.
  3. Konga XXI-3 dipimpin oleh Letkol (L)Supriatno, bertugas antara tahun 2005-2006 dalam periode pemulihan keamanan, rekonstruksi dan pemerintahan demokratis pertama semenjak perang sipil 14 tahun.

Kontingen Garuda XXI dalam melaksanakan tugasnya senantiasa didukung oleh Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Liberia (PERMIL).

[sunting] Kontingen Garuda XXII

[sunting] Kontingen Garuda XXIII/A

Konga XXIII/A bertugas sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL) dan rencananya akan berangkat pada akhir September 2006 tetapi kemudian ditunda karena PBB menunda keberangkatan pasukan perdamaian dari negara-negara Asia sehingga akhirnya pasukan dikembalikan lagi ke kesatuannya masing-masing. Kontingen Garuda XXIII/A dipimpin oleh Kolonen Surawahadi dan terdiri dari 850 personel TNI. Anak pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono juga ikut serta dalam pasukan ini.

1. Konga I (1957); penugasan di Mesir;
   Di bawah misi Unef; Komandan: Letkol Inf Suadi Suromihardjo
2. Konga II (1960); penugasan di Kongo;
   Di bawah misi Unoc; Komandan: Letkol Inf Solichin GP
3. Konga III (1962); penugasan di Kongo;
   Di bawah misi Unoc; Komandan: Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin
Mochtar       
4. Konga IV (1973); di Vietnam;
   Di bawah misi ICCS; Komandan: Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto
5. Konga V (1973); di Vietnam;
   Di bawah misi ICCS; Komandan: Brigjen TNI Harsoyo
6. Konga VI (1973); di Timur Tengah;
   Di bawah misi Unef; Komandan: Kol Inf Rudini
7. Konga VII (1974); di Vietnam;
   Di bawah misi ICCS; Komandan: Brigjen TNI S. Sumantri
8. Konga VIII/1 (1974); di Timur Tengah;
   Di bawah misi Unef; Komandan: Kol Art Sudiman Saleh
9. Konga VIII/2 (1975); di Timur Tengah;
   Di bawah misi Unef; Komandan Kol Inf Gunawan Wibisono
10. Konga VIII/3  (1976); Timur Yengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf Untung Sridadi
11. Konga VIII/4 (1976); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf Suhirno
12. Konga VIII/5 (1977); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Kav Susanto Wismoyo
13. Konga VIII/6 (1977); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf Karma Suparman
14. Konga VIII/7 (1978); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf Sugiarto
15. Konga VIII/8 (1978); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf R. Atmanto
16. Konga VIII/9 (1979); Timur Tengah;
    Di bawah misi Unef; Kol Inf RK Sembiring Meliala
17. Konga IX/1 (1988); Iran-Irak;
    Di bawah misi Uniimog; Letkol Inf Endriartono Sutarto
18. Konga IX/2 (1989); Iran-Irak;
    Di bawah misi Uniimog; Letkol Inf Fachrul Razi
19. Konga IX/3 (1990); Iran-Irak;
    Di bawah misi Uniimog; Letkol Inf Jhony Lumintang
20. Konga X (1989); Namibia;
    Di bawah misi Untag; Kol Mar Amin S
21. Konga XI/1 (1992); Irak - Kuwait;
    Di bawah misi Unikom; Letkol Inf Albert Inkiriwang
22. Konga XI/2 (1992); Irak - Kuwait;
    Di bawah misi Unikom; May CZI TP Djatmiko
23. Konga XI/3 (1993); Irak-Kuwait;
    Di bawah misi Unikom; May Kav Bambang S
24. Konga XI/4 (1994); Irak - Kuwait;
    Di bawah misi Unikom; May Inf Muh. Mubin
25. Konga XI/5 (1995); Irak-Kuwait;
    Di bawah misi Unikom; May CPL Mulyono Esa
26. Konga XII/A (1992); Kamboja;
    Di bawah misi Untac; Letkol Inf Erwin Sujono
27. Konga XII/B (1992); Kamboja;
    Di bawah misi Untac; Letkol Inf Ryamizard RC
28. Konga XII/C (1993); Kamboja;
    Di bawah misi Untac; Letkol Inf Darmawi Chaidir
29. Konga XII/D (1993); Kamboja;
    Di bawah misi Untac; Letkol Inf Saptaji Siswaya dan Letkol Inf Asril
Hamzah Tanjung
30. Konga XII (1992); Kamboja;
    Di bawah misi Untac (civil police); Kol Pol Drs S Tarigan dan Kol Pol
Drs Rusdihardjo
31. Konga XIII (1992); Somalia;
    Di bawah misi Unosom; May Mar Wingky S
32. Konga XIV/1 (1993); Bosnis Herzegovina;
    Di bawah misi Unprofor; Letkol Inf Eddi Budianto
33. Konga XIV/2 (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor; Letkol Inf Tarsis K
34. Konga XIV/3 (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor;
35. Konga XIV/4 (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor (civil police); Letkol Pol Drs Suhartono
36. Konga XIV/5 (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor; Letkol Art Mazni Harun
37. Konga XIV/A (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor (Yonkes); Letkol CKM dr Heridadi
38. Konga XIV/B (1994); Bosnia;
    Di bawah misi Unprofor (Yonkes); Letkol CKM dr Budi Utoyo
39. Konga XIV/C (1995); Bosnisa;
    Di bawah misi Unprofor (Yon Zeni); Letkol CZI Anwar Ende
40. Konga XV (1994); Filipina;
    Observer; Brigjen TNI Asmardi Arbi
41. Konga XVI (1994); Mozambik;
    Di bawah misi Unomoz; May Pol Drs Kuswandi
42. Konga XVII (1994); Georgia;
    Di bawah misi Unomig; May Kav M Haryanto
43. Konga XVIII (1995); Filipina;
    Observer: Brigjen TNI Kivlan Zein

Kemampuan Pasukan Indonesia Kontingen Garuda XXIII-B dibuktikan dengan meraih gelar juara III Turnamen Keterampilan Militer antar negara Kontingen UNIFIL, yang diselenggarakan di Tibnine, Libanon Selatan. Turnamen yang dikenal dengan sebutan Bellubatt Trophy merupakan lomba yang cukup bergengsi di kalangan militer internasional, khususnya yang sedang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan untuk mengadu kemampuan olah fisik dan keterampilan halang rintang serta combat mountainering setiap kontingen yang tergabung dalam UNIFIL.

Turnamen ini diprakarsai oleh negara Belgia dan Luxemburg dan karenanya dinamakan dengan Bellubat yang merupakan singkatan dari Belgia Luxemburg Battalion. Turnamen dengan nama lengkap Bellubat Trophy Championship digelar pada tanggal 21 Desember 2007 di Markas Batalyon Belgia yang berlokasi di Tibnine, menempuh rute lari sekitar 2 Km kemudian dilanjutkan melewati beberapa rintangan (obstacle) yang dipersiapkan di Benteng Tibnine (Castle of Tibnine) seperti death ride, rope ladder, rappeling, stone carry, climbing, tyrolienne dan stretcher. Menurut Ketua Panitia Turnamen, Mayor Biliet, undangan sudah disampaikan kepada seluruh kontingen, termasuk tentara Lebanon.

Namun pada saat technical meeting, akhirnya 8 negara yang mengikuti turnamen ini, yaitu tuan rumah Belgia (7 tim), Prancis (3 tim), India (3 tim), Portugal (1 tim), China (1 tim), Nepal (1 tim), Lebanon (2 tim), Indonesia (2 tim) dan tambahan peserta wanita dari Belgia dan Prancis (masing-masing 1 tim). Sebagai catatan khusus, keikutsertaan kontingen Indonesia dalam turnamen bergengsi ini merupakan yang pertama kalinya. Total tim yang ikut berlomba ialah 22 tim, masing-masing tim terdiri dari 4 orang anggota inti dan 1 orang cadangan.

Dua hari menjelang turnamen, kontingen Indonesia diberi kesempatan mencoba materi obstacle yang dipertandingkan. Pada kesempatan uji coba tersebut, nampak terlihat keragu-raguan bahkan sikap menyangsikan kemampuan para prajurit Konga XXIII-B, baik dari tentara Bellubat dan tim negara lain yang saat itu juga hadir. Sikap itu timbul karena melihat postur tubuh prajurit TNI yang kecil dan belum terlatih dengan rintangan yang dilalui serta belum terbiasa dengan cuaca yang memasuki musim dingin.

Namun semua kendala itu tidak menciutkan nyali prajurit Merah Putih. Hal ini ditunjukkan pada saat pelaksanaan turnamen, prajurit Garuda yang mendapat giliran start ke-9 (tim Indobatt-1) dan start ke-11 (tim Indobatt-2) langsung unjuk gigi, melesat bak anak panah melewati berbagai medan rintangan yang dipersiapkan. Sikap meremehkan kontingen Indonesia langsung berganti decak kagum dan pujian, baik dari tentara-tentara Bellubat sendiri selaku penyelenggara maupun dari tentara kontingen negara lain, begitu melihat aksi prajurit-prajurit Garuda.”Your soldiers are amazing...salute!” demikian komentar yang disampaikan oleh salah seorang Perwira Belgia.”Very energic, full of spirit!” tambah seorang perwira India

maldenai

Surabaya, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#2

Dec 26, 2007

Sesaat setelah tim Indobatt-1 dan tim Indobatt-2 masuk garis finish, banyak yang meramalkan Indonesia akan menjadi kandidat kuat pemenang turnamen. Dan ternyata, ramalan tersebut tidak jauh meleset. Pada saat pengumuman pemenang, Indonesia berhasil masuk 5 besar (the best five), di mana tim Indobatt-1 berhasil meraih gelar juara III setelah tim Kontingen Prancis (juara I) dan tim Kontingen India (juara II) sementara untuk tim Indobatt-2 berada di urutan ke-5. Disaksikan sejumlah pejabat militer dari India, Perancis dan Nepal serta para perwira dari negara peserta, Tropi diserahkan kepada Dansatgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos oleh Ketua Panitia, Mayor Biliet mewakili Komandan Bellubatt, Letkol Van der Donckt dan dilanjutkan dengan acara foto bersama.

Keberhasilan ini, menurut Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S. Sos merupakan hasil yang luar biasa mengingat persiapan untuk menghadapi turnamen dari segi waktu, sangatlah terbatas. Pemberitahuan pelaksanaan turnamen ini hanya 9 hari sebelum jadwal pertandingan. Dengan waktu tersebut pasukan Garuda melaksanakan latihan intensif di bawah pengawasan Kapten Inf Edi Widiyanto, Komandan Kompi Mekanis-A.”Meskipun hasil yang diraih ialah juara III, namun prestasi ini telah mengharumkan nama Konga XXIII-B, TNI, bahkan Indonesia di mata dunia Internasional dan membuat nama Indonesia akan diperhitungkan oleh kontingen negara lain di setiap event turnamen yang diselenggarakan pada waktu mendatang”, tegas Dansatgas kepada prajurit Konga XXIII-B sesaat setelah acara penerimaan tropi pemenang.

Kondisi keamanan Lebanon Selatan, termasuk di sepanjang Blue Line (daerah/garis yang ditetapkan PBB untuk membatasi konflik antara Israel dan milisi Hizbullah Lebanon) yang saat ini relatif tenang, memberikan inspirasi bagi Batalyon Belgia yang akan mengakhiri tugasnya untuk menyelenggarakan event ini. Namun demikian, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas setiap kontingen yang tergabung di UNIFIL, baik di Sektor Timur maupun Sektor Barat. Dapat dikatakan, kegiatan turnamen keterampilan militer ini merupakan tugas tambahan dan tidak sedikit pun mengurangi tugas pokok kontingen UNIFIL, termasuk Kontingen Garuda XXIII-B yaitu untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 melalui pelaksanaan patroli, baik berjalan kaki maupun berkendaraan serta melakukan observasi secara terus menerus di Area Operasi yang telah ditetapkan

maldenai

Surabaya, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#3

Dec 26, 2007

Kontingen Garuda Temukan 41 Bahan Peledak

JAKARTA, KOMPAS - Pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-B/ UNIFIL berhasil mencetak prestasi dengan sejumlah temuan bahan peledak berbahaya seperti cluster bomb, ranjau, dan UXO (unexploded ordnance) di wilayah operasi mereka.

Prestasi itu dapat diraih akibat laporan dan masukan masyarakat sekitar, yang sekaligus juga menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pasukan TNI yang bertugas di sana.

Hal itu terungkap dalam siaran pers perwira penerangan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B/UNIFIL, Kapten Chb Sandy M. Prakasa melalui Puspen Mabes TNI, yang diterima Kompas, Rabu (27/12).

Jika beberapa waktu sebelumnya Kompi Mekanis-D Konga XXIII-B/ UNIFIL berhasil menemukan sejumlah bahan peledak berbahaya, kali ini giliran Kompi Mekanis-B, yang menemukan tiga proyektil roket berkaliber 105 mm atau setara kaliber meriam senjata artileri TNI dan sebuah cluster bomb di Desa Markabe, Lebanon Selatan.

Awalnya penemuan itu berasal dari informasi masyarakat ke patroli pasukan Indonesia, yang dipimpin Letda (Inf) Suyono saat berpatroli dan melewati wilayah desa itu. Informasi tersebut langsung dilaporkan ke induk pasukan Kompi Mekanis B di UN Posn 8-33, Sheikh Abad Tomb untuk ditindaklanjuti.

Baik Kompi Mekanis-B maupun Kompi Mekanis-D, masing-masing di bawah pimpinan Kapten (Inf) Mahbub Junaedi dan Kapten (Inf) Marwan, keduanya dinilai berhasil mendekati masyarakat Lebanon di sekitar area operasi mereka, sehingga tidak sedikit kemudian masyarakat itu bersimpati dan bersedia melapor temuan ranjau, cluster bomb, dan UXO (unexploded ordnance macam proyektil roket, meriam, atau granat).

Dengan kondisi seperti itu, hingga saat ini sedikitnya kedua kompi pasukan tadi berhasil menemukan dan melaporkan sekitar 41 buah bahan peledak berbahaya, yang tentu saja dapat membahayakan nyawa masyarakat sekitar jika meledak. Prestasi itu juga diapresiasi positif dan mendapat pujian Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigjen Sanjuan Martinez, dari Spanyol.

Waterloo

Brussels, Belgium

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#4

Dec 26, 2007

selamat buat pasukan KONGA XXIII-B

Semoga selamat menjalankan tugas dan kembali ke tanah air...

SheikhSukhoiTheH itchHiker

“Hahaha Hihihi Hehehe”

Joined: Nov 15, 2007

Comments: 3218

Huhuhu Hohohoho

ISP Location: Jakarta, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#6

Dec 26, 2007

kirim 2 tim, semua masuk best five
hebat!

maldenai

Surabaya, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#7

Dec 26, 2007

Articles
India Mengakui Kemampuan Pasukan Indonesia

Kunjungan dan undangan makan merupakan salah satu media untuk melakukan diplomasi. Hubungan antar kontingen terjalin erat dilakukan dengan saling mengunjungi antar komandan kontingen. Dalam kunjungan tersebut dapat diselingi dengan makan bersama atau mendemontrasikan ketrampilan yang dimiliki oleh kontingen tersebut.

Kontingen Indonesia dalam beberapa kali menerima kunjungan, memperagakan ragam budaya nusantara. Tarian tradisional Kecak dan Saman telah menjadi ikon tersendiri bagi Konga XXIII-A. Hal ini merupakan apresiasi bagi pasukan Indonesia yang berhasil menunjukan ketrampilan tarian tersebut secara masal pada saat pelaksanaan HUT RI ke 62 dan penyematan medali PBB pada tanggal 17 Agustus 2007 di Lebanon.

Saat ini setiap kontingen yang bertugas di Unifil (United Nations Interm Force in Lebanon), saat melaksanakan penerimaan medali PBB, melakukan atraksi atau peragaan yang dimiliki. Pelaksanaan penyematan Medali PBB yang dilakukan di France Component (Satuan Perancis) tanggal 12 September menampilkan kemampuan anjing penjaga. Ketrampilan anjing yang berjumlah empat ekor tersebut didemontrasikan didepan Force Comander (Panglima Unifil) Mayjen Claudio Graziano. Anjing yang terlatih untuk menaklukan penyusup dan pencuri yang berusaha masuk kedalam daerah pasukan PBB, dipertontonkan dengan mahir. Tepuk tangan diberikan oleh penonton yang menghadiri kegiatan penyematan medali yang digelar pada malam hari tersebut.

Disisi lain, Kontingen Indonesia yang dapat menunjukan keramahannya. Pada minggu lalu mengundang Kontingen India untuk melakukan official dinner. Aktifitas ini merupakan kegiatan balasan yang dilakukan Satgas Indonesia, yang telah menerima undangan yang sama pada waktu sebelumnya. Susunan meja tertata rapi dengan menggunakan tenda serba guna secara apik, ditempatkan menghadap kearah perbukitan terbuka Lebanon. Undangan jamuan ini adalah media untuk menunjukkan kepada bangsa lain bahwa kemampuan Indonesia sama dengan yang lain. Tidak hanya dibidang kemiliteran namun juga dalam menghormati tamu, pasukan Indonesia memiliki kualitas yang sama baiknya.

Dalam sambutannya Kol Surawahadi secara rendah hati menyampaikan bahwa Kontingen Indonesia banyak belajar dari kontingen India yang sudah lama bergabung di misi Unfil. Namun sambutan yang disampaikan oleh Dansatgas India mengatakan dia mengakui kemampuan personel Indonesia.“Hal ini, ucap Kolonel Advitya Madan, terlihat saat pelaksanaan HUT Kemerdekaan Indonesia tergelar dan terorganisir dengan sangat bagus, satuan yang dikirim ke Lebanon adalah satuan yang terbaik serta prajurit Indonesia yang selalu memberikan penghormatan kepada siapapun terutama pasukan yang melintas, ketika bertugas”. Uraian ini diapresiasikan dalan kesan yang dituliskan oleh Kolonel Advitya Madan, komandan kontingen India pada lembar Message and Impression di kontingen Indonesia sbb:

maldenai

Surabaya, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#8

Dec 26, 2007

I am deeply impressed by the professional standarts of Indonesian unit and the conduct and morale of the soldiers in Unifil environment. Indonesian troops have very efficiently adjusted to the international environment with great élan and pride. It is all the more praiseworthy since it is the first exposure in the United Nations Peace Keeping Mission. We are indeed floored by the quality hospitality at an elegant dinner hosted by the battalion for all of us. May God bless the Battalion with more operational laurels in future.

Jamuan yang disiapkan secara sederhana, dengan menyajikan menu tradisional Indonesia, digabung dengan dekorasi lambang satuan yang ada di Konga XXIII-A. Kostrad, Marinir, Kopassus dan Paskhas terpampang elegan di dinding tenda serbaguna. Mayor Rajiv, dokter Gigi kontingen India sangat familiar dengan lambang satuan tersebut. Seperti lambang Kostrad dan Marinir.“Benar, kami banyak menggunakan lambang yang berasal dari bahasa Sansekerta, ujar Kapten Yudha, saat menjelaskan kepada lulusan dari Universitas New Delhi tersebut. Sejarah memang menorehkan secara abadi, bahwa hubungan antar negara juga akan saling mempengaruhi dalam budaya. Acara tersebut diakhiri dengan saling tukar menukar cindera mata.

pejuh badawi

Joined: Nov 12, 2007

Comments: 1667

Jakarta, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#9

Dec 26, 2007

bagaimana dengan pasukan malaysia....

maldenai

Surabaya, Indonesia

Reply »

|

Report Abuse

|

Judge it!

|

#11

Dec 27, 2007

PENEMUAN RANJAU OLEH PRAJURIT KONGA XXIII-B MENGGEGERKAN MARKAS KOMANDO SEKTOR TIMUR DI LIBANON

Adshit Al Qusayr, Pendekatan prajurit Konga XXIII-B/UNIFIL dengan masyarakat Libanon Selatan membuahkan hasil. Masyarakat mulai terbuka untuk menginformasikan penemuan ranjau dan UXO (unexploded ordnance; bom yang tidak/belum meledak) kepada pasukan Konga XXIII-B, baik pada saat masyarakat bertemu dengan pasukan TNI yang sedang patroli maupun langsung melaporkan ke Pos Satgas. Pada tanggal 4 Desember 2007, berkat informasi masyarakat, prajurit Konga XXIII-B berhasil menemukan 12 cluster bom (kondisi non aktif) dan 1 selongsong roket kaliber 155 mm (kondisi diduga masih aktif). Empat hari berikutnya secara berturut-turut, yaitu tanggal 8 Desember 2007 pukul 15.00, ditemukan 1 ranjau anti personel (kondisi aktif) dan selang 1 jam kemudian, ditemukan lagi 13 cluster bom (non aktif) dan 1 selongsong roket kaliber 155 mm (diduga aktif).

Penemuan ranjau dan UXO ini kontan menggegerkan Markas Komando Sektor Timur, yang saat ini mayoritas dijabat oleh petinggi militer dari Spanyol. Hal ini disebabkan karena Kontingen Indonesia Konga XXIII-B baru saja bergabung ke

Sektor Timur UNIFIL dan itu pun belum genap 10 hari. Padahal kontingen negara lain yang sudah lama berada di Libanon Selatan masih ada yang belum berhasil menemukan ranjau dan UXO sama sekali sehingga penemuan ini jelas merupakan prestasi tersendiri bagi Konga XXIII-B. Memang sejak kedatangannya, prajurit Konga XXIII-B langsung beraksi melaksanakan tugas-tugas yang diemban oleh Satgas terdahulu seoptimal mungkin mengingat momentum awal penugasan amat menentukan terhadap keberhasilan Satgas di masa yang akan datang.

Adalah Ibrahim, 37 tahun, warga penduduk Al Qantarah yang menginformasikan dan menunjukkan kepada Kontingen Indonesia beberapa ranjau yang ada di desanya dan beberapa ranjau yang ada di desa lain, yaitu di desa Al Ghanduriyah. Ibrahim menginformasikan temuan itu karena lebih menyukai kontingen Indonesia yang lebih bersahabat dibanding kontingen negara lain. Segera setelah mendapat informasi dari warga masyarakat tersebut, Dansatgas Letkol Inf A M Putranto, S. Sos memerintahkan satu tim untuk melakukan pengecekan dan akhirnya berhasil menemukan ranjau dan UXO seperti diuraikan di atas. Hasil penemuan ini kemudian dilaporkan ke Komando Sektor Timur untuk tindak lanjut proses penghancuran ranjau tersebut.

Wilayah Lebanon Selatan merupakan daerah yang berbahaya karena pada saat perang pecah dan berkepanjangan, pihak-pihak yang bertikai (Israel dan Hizbullah) menanam ranjau di wilayah ini sebanyak mungkin untuk melumpuhkan lawan. Namun saat perang berakhir ranjau-ranjau tersebut masih tertanam. Apabila ranjau-ranjau ini tidak segera dihancurkan dan dibersihkan selain dapat membahayakan nyawa rakyat sipil, tentunya akan mengancam pembangunan, rekonstruksi dan rehabilitasi jalan, rumah, air serta sistem distribusi listrik yang hancur akibat perang. Namun sifat tertutup masyarakat yang notabene mayoritas pendukung Hizbullah menyulitkan pasukan UNIFIL untuk menemukan ranjau-ranjau ini. Dengan adanya laporan masyarakat kepada pasukan TNI akan adanya ranjau di wilayahnya tentu merupakan pengakuan terhadap eksistensi dan kehadiran Konga XXIII-B yang telah diterima oleh masyarakat Libanon Selatan.(Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII B/UNIFIL/Dispenad)


Jakarta (ANTARA News)- Pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang bertugas di Lebanon, memberikan bantuan logistik berupa beras dan pasokan air bersih kepada kontingen Malaysia, menyusul keterlambatan suplai logistik untuk pasukan negara jiran tersebut.

"Bantuan logistik itu berupa 300 kg beras dan minuman, karena logistik pasukan Malaysia belum datang," kata perwira penerangan pasukan Indonesia di Lebanon, Mayor M Irawadi, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Kapten Mar. Teddy, perwira logistik Indonesia, mengirim logistik dan diterima oleh Wadan Satgas Kontingen Malaysia, Letkol Fajri. Disampaikan bahwa saat ini kontingen Malaysia sudah membawa ransum dan biskuit untuk self sustainment. Namun untuk beras akan datang bersama kapal logistik.

Menurut rencana perlengkapan dan logistik utama Malaysia akan datang pada 19 Januari 2007.

Kontingen Malaysia yang rencananya berjumlah 360 orang berada di pos 7-44 Desa Kauokaba, 35 km utara dari kontingen Indonesia. Kerjasama saling mendukung ini sudah terlaksana antar kontingen dari negara yang sudah mapan lebih lama di Lebanon Selatan.

Indonesia bertugas di Lebanon bersama sejumlah negara lainnya yang tergabung dalam UNIFIL (pasukan perdamaian PBB di Lebanon). Kontingen Indonesia sendiri saat pertama kali datang mendapat dukungan dari Batalyon Spanyol, baik logistik maupun prasarana.

Menurut juru bicara UNIFIL, Ari Gaitanis, negara-negara yang ikut bergabung di UNIFIL sebanyak 26 negara, dengan komposisi 9.612 pasukan di darat dan 1.756 pasukan di laut.

Militer Indonesia sendiri ditempatkan di sektor timur di wilayah Lebanon Selatan yang sempat porakporanda akibat agresi tentara Israel.

Jumlah kekuatan pasukan UNIFIL sendiri telah meningkat menjadi 11.368 orang. Hal ini terjadi setelah seluruh pasukan Malaysia bergabung di Lebanon pada 15 Januari 2007.

Pasukan Garuda XXIII-B yang sedang bertugas di Adshit Al Qusayr, Lebanon, unjuk kebolehan. Mereka bermain pencak silat Jawa Timuran dan atraksi debus Banten. Pertunjukkan itu ditampilkan dalam acara konferensi bulanan Bintara Regional di Markas Indobatt Unifil Adshit, Sabtu (23/2).

“Penampilan perdana itu mendapat simpati luar biasa dari kontingen negara lain dan masyarakat setempat,” kisah Perwira Penerangan Batalyon Mekanis XXIII-B Kapten Chb Sandy Prakasa dalam keterangannya via surat elektronik kepada koran ini kemarin (24/02). Selain bermain debus, prajurit berdemonstrasi tenaga dalam pencak silat aliran Kera Sakti, atraksi karate, dan bermain sulap.

Sandy menceritakan, masyarakat yang menonton diberi kesempatan untuk mencoba atraksi. Misalnya, Force Sergeant Major (FSM) UNIFIL Master Warrant Officer (MWO) Daniel Abu Yaw dari Ghana diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam olah tenaga dalam silat “Kera Sakti”. Abu Yaw dipersilakan memecahkan biji kemiri hanya dengan segulung koran. Walau sudah sekuat tenaga dia berusaha menghantam kemiri tersebut, benda itu tetap utuh.

“Namun, saat Sertu Eko Priyono, anggota XXIII-B yang melakukannya, kemiri itu langsung hancur berkeping-keping,” ujarnya. Selain itu, seorang gadis Lebanon diminta maju dan diiris rambutnya dengan silet tajam, tapi tidak mempan. Kebal.

Sandy menggambarkan, saat Pratu Marsudi memainkan atraksi debus dengan menusukkan jarum-jarum pentul ke pipi dan mengiris tangan dengan silet tajam, beberapa prajurit Belgia sempat bergidik.

Mereka bahkan memejamkan mata sewaktu menyaksikan atraksi tersebut. Misalnya,Warrant Officer (Pembantu Letnan Satu) Van Lishout dari Belgia yang berulang-ulang mengatakan, “It’s very scary, it’s magic.” Menurut dia, sangat menakutkan dan ajaib.

Permainan itu ditutup dengan pengarahan Komandan Satgas Yon Mekanis TNI Konga XXIII-B Letkol Inf A.M. Putranto yang meminta seluruh prajurit terus waspada terkait memanasnya situasi Lebanon.

Situasi tegang itu dipicu tewasnya komandan top Hizbullah, Imad Mughniyeh, pekan lalu di Damaskus, Syria, akibat bom mobil. Hizbullah mengancam melancarkan serangan balasan kepada Israel. Basis Hizbullah berada di kawasan Lebanon Selatan, tempat Garuda bertugas

Tidak ada komentar: